Tidak
jelas mekanisme pengerjaannya apakah sesuai
site plan proyek atau sebaliknya dikerjakan asal-asalan dengan tujuan
meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pihak pengembang yang melaksanakan
pekerjaan.
Ironisnya, proyek
jalan senilai Rp 15 miliar yang anggarannya bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat dengan Kuasa Pemegang Anggaran
(KPA) Dinas Bina Marga Prov Jabar selalu diawasi pihak Dinas Bina Marga Jabar.
Tidak jelas pengawasan
itu dilakukan hanya merupakan formalitas, diduga pihak Bina Marga Prov Jabar
sudah kongkalikong dengan PT Cipta Usaha
Nusa Gede sebagai pengembang yang melaksanakan pekerjaan.
Kenyataan
yang terjadi dilapangan, biarpun pengerjaan proyek jalan ini kerap diawasi oleh
pihak Dinas Bina Marga, namun pihak pengembang tidak segan-segan untuk
melaksanakannya asal-asalan, terbukti belum berapa lama sudah rusak dan ambrol.
Pantauan Modus
Investigasi dilapangan, diduga keras material yang dipergunakan dalam proyek
pengerjaan jalan dan drainase ini tidak sesuai spesifikasi. Misalnya, batu yang
seharusnya dipakai harus batu situ wangi, namun kenyataan dilapangan yang
dipakai adalah batu merah atau batu cadas.
Usman,
salah seorang pelaksana di lapangan yang sedang ada di lokasi proyek yang
ambrol ketika diminta komentarnya terhadap ambrolnya pekerjaan jalan ini,
kepada Wartawan memberikan penjelasan klasik bahwa kejadian ini adalah akibat
kejadian alam.
Penjelasan Usman ini
menimbulkan tanda tanya terhadap profesionalisme pihak Dinas Bina Marga Prov.
Jabar. Tidak mungkin pengerjaan proyek ini dilaksanakan dengan biaya yang
sangat besar tanpa perencanaan yang matang, juga perhitungan terhadap
kemungkinan terjadinya bencana alam. Namun realita yang terjadi, kejadian alam
selalu dibuat kambing hitam oleh pihak pengembang.
“Ambrolnya
pekerjaan jalan dan drainasi ini adalah akibat kejadian alam,” jelas Usman
kepada Modus Investigasi.
Di
sela pembicaraanya dengan Modus Investigasi, H. Dodo selaku penanggung jawab
teknis PT. Cipta Usaha Nusa Gede angkat
bicara, kepada Wartawan mengatakan bahwa pihaknya cape 3 kali dalam pengerjaan
proyek ini. “Bukan cape dua kali
melainkan tiga kali capenya” karena dalam pengerjaanya harus membongkar kembali
sebagian yang tersisa akibat ambrol / runtuh,” kata H. Dodo.
Lagi-lagi
penjelasan H.Dodo ini menunjukkan professionalisme PT Cipta Usaha Nusa Gede
yang kurang. Tidak jelas pihak panitia Lelang Proyek Dinas Bina Marga Prov
Jabar memberikan penilaian sehingga perusahaan rekanan ini bisa memenangkan
proyek pekerjaan jalan dan drainase di Kecamatan Ranca Bali Kabupaten Bandung.
Warga
sekitar di wilayah ini sangat menyayangkan proyek jalan dan drainase dengan anggaran
15 milyar Rupiah di kerjakan secara tidak optimal bahkan Asal – asalan.
Diharapkan pihak
Kejaksaan Negeri Baleendah turun tangan dan memeriksa kejanggalan pengerjaan
proyek ini. Disamping terkesan asal-asalan, juga sudah masuk kategori lintas
tahun. *(Heri.S/Hendry HTg/HaN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar