Indramayu, KMI
– Intensitas
curah hujan yang tinggi sangat erat kaitannya dengan bencana banjir yang
melanda negeri tercinta kita ini. Namun bencana banjir yang melanda Kabupaten Indramayu
pada pekan lalu (12/3), lebih diakibatkan jebolnya tanggul di beberapa titik
DAS (daerah aliran sungai) Cimanuk.
Banjir
akibat jebolnya tanggul Sungai Cimanuk menggenang iribuan hektar lahan pertanian
dan ribuan rumah penduduk yang berada di Kecamatan Jatibarang, Widasari,
Sukagalih, Bangodua, Kertasemaya, Lohbener, Tukdana, dan Kecamatan Sindangpasekan.
Bahkan banjir meluas menggenangi jalur pantura Indramayu, hingga melumpuhkan arus
lalu-lintas.
Pemerintah
pusat selain melakukan tugas tanggap darurat terhadap bencana alam seperti banjir
yang terjadi di Indramayu, juga harus menggunakan dan memanfaatkan momentum kelabu
ini, untuk berkontempelasi mereview kembali tentang kebijakan-kebijakan yang
telah dilakukan selama ini jika melihat kinerja Balai
Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung dalam beberapa tahun ke belakang,
belum ada terobosan maupun upaya langkah-langkah nyata yang dilakukan untuk mencegah
kerusakan tanggul yang ada di DAS (daerah aliran sungai) Cimanuk Cisanggarung.
Mengingat ratusan milyar per tahun anggaran dana yang telah digelontorkan pemerintah
pusat untuk mendanai kegiatan paket pekerjaan yang ada di wilayah BBWS Cimanuk Cisanggarung,
namun hal itu belum menyentuh akar permasalahan yang ada.
Yanto
(32 th), warga Jatibarang kepada Modus Investigasi mengatakan, jebolnya tanggul
Sungai Cimanuk akibat adanya pendangkalan dan penyempitan badan sungai karena pengendapan
sedimentasi.
Sehingga
debit air sungai yang mengalami peningkatan karena curah hujan tinggi yang
mengguyur Indramayu tidak mampu mengalir dengan sempurna mengikuti batang sungai,
limpahan air sungai pun menerjang, menghantam dinding-dinding tanggul yang
sebelumnya sudah ada yang retak dan longsor tergerus air Sungai Cimanuk.
“Banjir
yang melanda Indramayu baru kali ini saya alami banjir terdahsyat dan terbesar,”
ujar Yanto.
Menurutnya,
bencana banjir telah melumpuhkan segala aktivitas dan mengunci roda perekonomian
serta merusak ribuan hektar lahan pertanian sehingga terancam gagal panen.
“Kami
(wargaIndramayu) berharap agar bencana banjir yang melanda Indramayu ini jadi catatan
penting buat pemerintah pusat khususnya Kementerian PU/Pera (Pekerjaan Umum/Perumahan
Rakyat) agar segera mengambil tindakan yang nyata demi kebaikan dan rasa keadilan
untuk rakyat Indonesia sebagaimana yang telah dilakukan Menteri Perhubungan,
Ignatius Jonan, setelah terjadi bencana jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 di
laut Jawa pada Desember 2014 yang lalu,” ujarnya. *(Dedy E. BA/KMI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar