Jumat, 31 Januari 2014

Rp 15 Miliaran Anggaran Pemeliharaan Jalan di Kab.Bandung Jadi Bancakan ?




Kab. Bandung, KMI - Proyek pembangunan infrastruktur perbaikan dan pelebaran jalan serta pengerjaan Tembok Penahan Tebing (TPT) dan drainase di Kecamatan Ranca Bali Kabupaten Bandung diduga keras merupakan bancakan dan perampokan uang negara. Pasalnya pengerjaan proyek ini terkesan asal-asalan dan belum berapa lama, serta masih dalam tahap pemeliharaan sudah ambrol.
Tidak jelas mekanisme pengerjaannya apakah sesuai  site plan proyek atau sebaliknya dikerjakan asal-asalan dengan tujuan meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pihak pengembang yang melaksanakan pekerjaan.
Ironisnya, proyek jalan senilai Rp 15 miliar yang anggarannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat dengan Kuasa Pemegang Anggaran (KPA) Dinas Bina Marga Prov Jabar selalu diawasi pihak Dinas Bina Marga Jabar.
Tidak jelas pengawasan itu dilakukan hanya merupakan formalitas, diduga pihak Bina Marga Prov Jabar sudah kongkalikong dengan  PT Cipta Usaha Nusa Gede sebagai pengembang yang melaksanakan pekerjaan.
Kenyataan yang terjadi dilapangan, biarpun pengerjaan proyek jalan ini kerap diawasi oleh pihak Dinas Bina Marga, namun pihak pengembang tidak segan-segan untuk melaksanakannya asal-asalan, terbukti belum berapa lama sudah rusak dan ambrol.
Pantauan Modus Investigasi dilapangan, diduga keras material yang dipergunakan dalam proyek pengerjaan jalan dan drainase ini tidak sesuai spesifikasi. Misalnya, batu yang seharusnya dipakai harus batu situ wangi, namun kenyataan dilapangan yang dipakai adalah batu merah atau batu cadas.  
Usman, salah seorang pelaksana di lapangan yang sedang ada di lokasi proyek yang ambrol ketika diminta komentarnya terhadap ambrolnya pekerjaan jalan ini, kepada Wartawan memberikan penjelasan klasik bahwa kejadian ini adalah akibat kejadian alam.
Penjelasan Usman ini menimbulkan tanda tanya terhadap profesionalisme pihak Dinas Bina Marga Prov. Jabar. Tidak mungkin pengerjaan proyek ini dilaksanakan dengan biaya yang sangat besar tanpa perencanaan yang matang, juga perhitungan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Namun realita yang terjadi, kejadian alam selalu dibuat kambing hitam oleh pihak pengembang.
“Ambrolnya pekerjaan jalan dan drainasi ini adalah akibat kejadian alam,” jelas Usman kepada Modus Investigasi.
Di sela pembicaraanya dengan Modus Investigasi, H. Dodo selaku penanggung jawab teknis  PT. Cipta Usaha Nusa Gede angkat bicara, kepada Wartawan mengatakan bahwa pihaknya cape 3 kali dalam pengerjaan proyek ini.  “Bukan cape dua kali melainkan tiga kali capenya” karena dalam pengerjaanya harus membongkar kembali sebagian yang tersisa akibat ambrol / runtuh,” kata H. Dodo.
Lagi-lagi penjelasan H.Dodo ini menunjukkan professionalisme PT Cipta Usaha Nusa Gede yang kurang. Tidak jelas pihak panitia Lelang Proyek Dinas Bina Marga Prov Jabar memberikan penilaian sehingga perusahaan rekanan ini bisa memenangkan proyek pekerjaan jalan dan drainase di Kecamatan Ranca Bali Kabupaten Bandung.
Warga sekitar di wilayah ini sangat menyayangkan proyek jalan dan drainase dengan anggaran 15 milyar Rupiah di kerjakan secara tidak optimal bahkan Asal – asalan.
Diharapkan pihak Kejaksaan Negeri Baleendah turun tangan dan memeriksa kejanggalan pengerjaan proyek ini. Disamping terkesan asal-asalan, juga sudah masuk kategori lintas tahun. *(Heri.S/Hendry HTg/HaN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Pemkab Pangandaran Harus Segera Miliki SPBE

PANGANDARAN, KMI - Dengan adanya keterkaitan, mahalnya Gas Elpiji di kabupaten Pangandaran dan maraknya harga penjualan gas elpiji 3 k...