Bandung, KMI – Sorotan Koran Modus Investigasi
Edisi 193 Thn VI / 20-30 April 2013 terhadap asap bus kota Damri yang sangat
mengganggu warga kota Bandung dan menimbulkan polusi yang merusak lingkungan
serta tingkah laku para sopir Damri yang seenaknya menaikkan dan menurunkan
penumpang di ruas jalan, terkadang ditengah jalan ditanggapi Kepala Sub Bagian
Tata Usaha (Kasubag TU ) Perum Damri Unit Kota Bandung, Herman Supriyadi dengan
mengatakan bahwa permasalahan itu ‘gampang’.
Herman
Supriyadi kepada Modus Investigasi dengan sikap arogan tidak mau tahu keluhan
masyarakat mengakui bahwa asap bus kota Damri tersebut mengepul menghitam dan
mengganggu warga kota.
“ Kita
jelaskan lain kali saja, kita mengakuinya kok, gampang itu ,” ketus Supriyadi
dengan arogansi yang tinggi sembari jalan meninggalkan wartawan.
Tidak jelas
sikap Herman Supriyadi ini dengan mengatakan ‘gampang’ pencemaran lingkungan
yang rentan menimbulkan gangguan kesehatan terhadap warga masyarakat kota
Bandung akibat asap mengepul hitam pekat dari corong knalpot bus kota Damri.
Diperoleh
keterangan dilingkungan Kantor Damri unit Kota Bandung, Jalan Soekarno – Hatta
bahwa Herman Supriyadi adalah seorang Kasubag TU yang baru setelah Kasubag TU
yang lama pindah.
Agaknya
Herman Supriyadi bersikap arogan dan merasa lebih super karena merasa sebagai
orang kuat di Perum Damri unit kota Bandung, dengan sikap meremehkan polusi
yang mengancam kesehatan warga kota Bandung dengan ringan mengatakan bahwa
persoalan polusi akibat asap bus kota Damri ini ‘gampang’.
Menyikapi
sikap Perum Damri unit kota Bandung yang terkesan tidak perduli dengan
pencemaran lingkungan, Ketua Forum RT dan RW Jawa Barat, Achdiat
Kartamihardja,SE kepada Modus Investigasi mengatakan, tidak semestinya Perum
Damri unit kota Bandung bersikap demikian.
Dikatakan
oleh Achdiat, Perum Damri sebagai salah satu perusahaan milik negara semestinya
memberikan contoh kepada kalangan masyarakat untuk penanggulangan masalah
pencemaran lingkungan.
Akademisi
yang mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Propinsi Jawa Barat dari Partai PDIP
ini menyorot tajam situasi bus kota Damri di kota Bandung saat ini yang
kebanyakan menimbulkan polusi yang sangat mengganggu masyarakat.
“Kelihatannya,
para pengurus bus Damri di kota Bandung adalah orang-orang yang tidak
professional, kebanyakan bus kota Damri di kota Bandung mengeluarkan asap hitam
yang tebal, sehingga sangat mengganggu kepada masyarakat. Khususnya pengendara
sepeda motor asap bus kota Damri ini menimbulkan mata perih, sehingga rentan
menimbulkan kecelakaan. Ini harus diperhatikan, bila tidak sanggup mengurusi
bus kota Damri di kota Bandung agar pimpinan unit bus kota Damri Bandung dengan
legowo mengundurkan diri, karena masih banyak orang Bandung yang mampu
mengurusi itu dengan mengikuti aturan “ kata Achdiat.
Menurut
Achdiat, pengurus bus kota Damri Kota Bandung tidak boleh arogan dan
mengabaikan keselamatan pengendara juga kesehatan warga kota Bandung. Perum
Damri harus mengikuti program Pemerintah Kota Bandung yang telah melakukan test
uji emisi gas buang, dan hal ini wajib dipatuhi oleh Perum Damri.
Senada
dengan Achdiat, Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Jawa Barat, Agus Fifa Kusumah
menyesalkan sikap Kabag TU Perum Damri unit kota Bandung yang menggampangkan
permasalahan pencemaran lingkungan akibat asap bus kota yang mengepul hitam.
Dikatakan
oleh Agus, masyarakat biasa saja di Kota Bandung diwajibkan untuk mengikuti
test uji emisi gas buang. Perum Damri sebagai perusahaan milik pemerintah tidak
boleh bersikap arogan dan tidak mau tahu pencemaran lingkungan yang mengancam
keselamatan dan kesehatan warga kota.
Sikap bus
kota Damri unit kota Bandung yang menyengsarakan warga kota ini akan menjadi
salah satu perhatian kami, akan kami adakan investigasi dan pemantauan terhadap
perilaku bus kota Damri di kota Bandung, bila tetap membandel akan kami
laporkan kepada pihak yang berwenang dan bila perlu kami akan bekerja sama
dengan aparat untuk memulangkan bus-bus kota Damri yang bermasalah dari
lapangan, kata Agus. * (HaN)