Bandung, KMI – Tidak jelas mekanismenya, terminal
Cicaheum berubah fungsi menjadi pasar khususnya pada pagi hari. Ratusan warga
pedagang berjualan dilintasan angkutan kota terminal tersebut, sehingga
mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang sangat parah di sepanjang jalan
dilingkungan terminal.
Pantauan
Modus Investigasi dilapangan, berubah fungsinya lahan terminal menjadi pasar
sehingga mengakibatkan angkutan kota ke berbagai jurusan harus ngetem di ruas
jalan diluar terminal. Bus-bus luar kota ke arah Cirebon, Tasikmalaya, Garut
dan jurusan lainnya dengan seenaknya ngetem di sepanjang jalan diluar terminal
akibat terminal yang disulap menjadi pasar.
Beberapa
supir angkutan kota dan kondektur bus luar kota yang ditanya kenapa mereka
ngetem disepanjang jalan diluar terminal, kepada wartawan mengatakan hal itu
terjadi karena mereka tidak bisa memanfaatkan terminal yang sudah berubah
menjadi pasar. Berubahnya ruas terminal menjadi pasar juga menimbulkan
keengganan para penumpang masuk terminal karena selain sumpek oleh warga
pedagang, juga angkutan kota yang seharusnya melintas di terminal tersebut
tidak masuk, malah memutar disebelah timur terminal karena tidak bisa melintas
akibat jongko para pedagang yang berjejer di terminal.
Sementara
itu, Modus Investigasi yang mengajak warga pedagang ngobrol-ngobrol kepada
wartawan mengatakan bahwa pihaknya membayar sekitar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta
per jongko. Bila dikalkulasi dengan ratusan jongko didalam terminal Cicaheum,
diprediksi bahwa retribusi sewa lahan tersebut bisa mencapai ratusan juta
rupiah, namun tidak jelas apakah retribusi tersebut masuk ke Kas Pemkot Bandung
yang merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau sebaliknya hanya memperkaya
oknum-oknum tertentu di terminal Cicaheum.
Kepala
Terminal Cicaheum, Jujun Juanda yang ditemui di ruang kerjanya di terminal
Cicaheum kepada Modus Investigasi mengatakan, dirinya tidak berwenang mengurusi
masyarakat pedagang di terminal, karena pihaknya hanya mengurusi keluar dan
masuknya bus ke terminal.
Bagian
berwenang mengurusi masyarakat pedagang tersebut adalah Kepala bagian retribusi
terminal, H. Anno. Wartawan yang berusaha menemui H. Ano di kantornya, tidak
berhasil ditemui. Ruang kantornya kosong, dan teras ruang kerjanya juga berubah
menjadi tempat lesehan orang-orang yang biasa berada di terminal Cicaheum. Informasinya
Kepala Bagian Retribusi Terminal Cicaheum ini sangat jarang masuk kantor.
Bagaimana
pembenahan terminal Cicaheum, dan bagaimana mengembalikan fungsinya sebagai
terminal bus antar kota dan angkutan kota, perlu penanganan pihak Dinas
Perhubungan Kota Bandung, demi terwujudnya Ketertiban, Kebersihan, dan
Keindahan dilingkungan terminal tersebut, juga mengatasi kemacetan dilingkungan
terminal. * (Rys/Des/HaN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar