Bandung, KMI – Dedy Dores, penyanyi dan komposer
kondang yang belakangan ini aktif dalam dunia politik menjadi buah bibir dalam
berbagai perbincangan warga Garut, setelah Kabupaten yang dikenal dengan nama
kota Intan ini beberapa kali mengalami krisis dalam kepemimpinan.
Setelah 2
orang Bupati lengser sebelum masa jabatannya berakhir ditambah dengan peristiwa
mengundurkan dirinya salah satu wakil Bupati Garut, kini warga kota ini sering
memperbincangkan figur Bupati atau wakil Bupati yang cocok memimpin Garut.
Dari sederet
nama yang sering diperbincangkan dan menjadi buah bibir salah seorang
diantaranya adalah figur Dedy Dores. Figur yang satu ini diperbincangkan,
karena selama ini dikenal dengan perilaku dan tindakan serta sentuhan dengan
perasaan. Hal itu terlihat dari ratusan syair lagu ciptaannya semua bermakna
perasaan yang dipadukan dengan warna religi.
Menilik dari
perbincangan warga tersebut, Modus Investigasi mempunyai kesempatan wawancara
eksklusif dengan tokoh gaek yang satu ini disalah satu hotel berbintang di
bilangan Bandung Tengah.
Koran Modus Investigasi (KMI) : Selamat Siang Kang, nampaknya agak
santai nih !? apa ada waktu untuk wawancara ? ( KMI yang sudah lama menunggu
mendatangi Dedy Dores setelah melihat tamunya mohon) diri.
Dedy Dores (DD) : Hey, Bung Hans ! kemana saja !?
Alhamdulillah...tanpa disangka kita bertemu lagi, mangga! Silahkan.. tp jangan
lama ya soalnya saya Insya’allah siang ini ada rencana mau berangkat ke
Jakarta. ( Dedy Dores menjabat tangan KMI )
KMI : Agak tertarik juga dengan keberadaan Kang Dores
nih. Soalnya beberapa kali kami ke Garut, Kang Dores ramai di perbincangkan
masyarakat Garut dan nyaris menjadi buah bibir..
DD : Masa..!?, baru dengar itu ! tentang apa ya !? apa
saya ada kekhilafan !?
KMI : Justru bukan kekhilafan atau sisi negatif yang
ramai di masyarakat tapi Kang Dedy Dores ini di sorot sebagai figur yang tepat
untuk memimpin Garut, apa ada rencana untuk itu !?
DD : (Dengan senyum) Beberapa tokoh masyarakat Garut
mewacanakan saya maju untuk mencalonkan diri sebagai calon Bupati atau Calon
Wakil Bupati di Garut, namun wacana tersebut butuh pemikiran matang, seperti
Bung tahu, saya tadinya sudah bulat ikut bertarung dalam Pilgub Jabar dan sudah
sempat daftar di KPU, namun karena sesuatu hal niat itu kita urungkan dan
pendaftaran Pilgub kita batalkan. Untuk Kab. Garut ini kita sedang mempelajari
keinginan masyarakat sekitar untuk figur pemimpin mereka disana.
KMI : Tapi Informasinya, Kang Dores sudah
melangkah terhadap persiapan untuk itu, malah sudah ada calon pasangannya.
Bagaimana kebenarannya !?
DD : Anda memang sangat jeli memperhatikan suasana yang
terjadi dilapangan ! hal sekecil apapun tidak pernah luput dari perhatian
anda..( sambil menepuk pundak KMI ).
KMI : Bagaimana kebenaran informasi ini ?
dan siapa figur yang berpasangan dengan anda (KMI mendesak).
DD : He..he.., nanti saya kasih foto ! anda cari sendiri
namanya dan simpulkan sendiri kesimpulan wacana tersebut. (Dores tertawa
kecil).
KMI : Bagaimana sudut pandang Kang Dedy Dores terhadap
Garut dari sisi geografis dan karakter masyarakatnya ?
DD : Garut itu singkatan dari Garuda Utama, bahkan
julukannya kota Intan oleh Presiden RI Pertama. Akan tetapi kenyataannya begitu
semrawut, apa yang dikatakan itu tidak terbukti, akan tetapi harus kita sadari
dan maklumi. Tidak usah bicara ke belakang karena tidak akan ada
habis-habisnya, yang penting bagaimana mulai sekarang ke depan. Menurut saya
seniman adalah ahli politik dan strategi, hanya kami-kami ini sudah mempercayakan
kepada pemerintah untuk mengelola daerahnya bahkan sampai ke negara kesatuan
RI. Kami seniman khususnya musik berpolitik untuk dirinya sendiri serta
mengatur strategi dalam musiknya dan mengangkat artis pendatang baru yang akan
dijadikannya idola.
KMI : Lalu seperti apa yang Kang Dores pikirkan untuk
suatu perubahan di Garut ?
DD : Kenapa Daerah semrawut? bahkan negara kita pun
tidak jelas arahnya, karena rasa dan perasaan itu sudah lama hilang. Rasa
kebersamaan, rasa saling mengasihi, rasa saling menghormati dan lain-lain. Ini
yang membuat bangsa ini hilang makna cintanya, saling berebut kekuasaan, saling
jelek menjelekkan, saling bunuh karakter. Lalu kapan peningkatan SDM?, kapan
pembangunan daerah2 khususnya yang terpencil dan terisolir kalau hanya asyik
berwacana yang tidak jelas!?. Kalau saya jadi pemimpin di Garut, yang saya
dahulukan adalah system yang harus saya rubah !. Kalau tidak, kita semua
termasuk saya akan terlibat dan terkena kasus korupsi, sudah pasti karena apa ?
KMI : Program khusus untuk membangun Garut kalau Akang
terpilih sebagai Bupati ataupun Wakil Bupati Garut ?
DD : Ide dan perancang otonomi daerah Bpk Prof. Rias
Rasyid itu teman saya, bagus dan cemerlang, betul-betul semua untuk
kesejahteraan rakyat, hasilnya untuk daerah sendiri-sendiri, akan tetapi
menurut saya ada celah yang menjadikan korupsi besar-besaran di setiap daerah,
tidak ada kontrol dari pusat, akhirnya oleh oknum-oknum pejabat dijadikan lahan
dan rakyat tetap sengsara, bahkan makin terpuruk. Inilah kenapa saya bilang
sistemnya yang harus dirubah, tetapi dengan otonomi daerah akan membuat rakyat
bisa menikmati hasilnya dan memperkecil korupsi yang sekecil-kecilnya. Garut
harus dipimpin oleh manusia yang berjiwa
seni, karena seniman olah raganya yaitu olah rasa, Garut harus dijadikan kota
wisata, kota Intan yang dimaksud Bpk Presiden RI pertama, banyak yang bisa
dibangun di Garut, ok !.
Setelah
Garut beberapa kali mengalami pemimpin yang bermasalah, daerah ini memang
membutuhkan figur pemimpin yang peka akan rasa. Ada satu hal yang menarik dalam
statement Dedy Dores diakhir wawancara yang mengatakan bahwa di Garut perlu
tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan,
tingkah laku, jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki
untuk hidup di dunia dan akhirat.
Juga tujuan
yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah
laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat dan memperkaya
pengalaman masyarakat. Serta tujuan profesional yang berkaitan dengan
pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai professi, dan
sebagai kegiatan masyarakat. * (Hans Nainggolan/KMI)
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
BalasHapus