Senin, 30 Maret 2015

Tanggul Sungai Cimanuk Jebol



BBWS Cimanuk-Cisanggarung Harus Tanggungjawab

Indramayu, KMIIntensitas curah hujan yang tinggi sangat erat kaitannya dengan bencana banjir yang melanda negeri tercinta kita ini. Namun bencana banjir yang melanda Kabupaten Indramayu pada pekan lalu (12/3), lebih diakibatkan jebolnya tanggul di beberapa titik DAS (daerah aliran sungai) Cimanuk.
Banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Cimanuk menggenang iribuan hektar lahan pertanian dan ribuan rumah penduduk yang berada di Kecamatan Jatibarang, Widasari, Sukagalih, Bangodua, Kertasemaya, Lohbener, Tukdana, dan Kecamatan Sindangpasekan. Bahkan banjir meluas menggenangi jalur pantura Indramayu, hingga melumpuhkan arus lalu-lintas.
Pemerintah pusat selain melakukan tugas tanggap darurat terhadap bencana alam seperti banjir yang terjadi di Indramayu, juga harus menggunakan dan memanfaatkan momentum kelabu ini, untuk berkontempelasi mereview kembali tentang kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan selama ini jika melihat kinerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung dalam beberapa tahun ke belakang, belum ada terobosan maupun upaya langkah-langkah nyata yang dilakukan untuk mencegah kerusakan tanggul yang ada di DAS (daerah aliran sungai) Cimanuk Cisanggarung. Mengingat ratusan milyar per tahun anggaran dana yang telah digelontorkan pemerintah pusat untuk mendanai kegiatan paket pekerjaan yang ada di wilayah BBWS Cimanuk Cisanggarung, namun hal itu belum menyentuh akar permasalahan yang ada.
Yanto (32 th), warga Jatibarang kepada Modus Investigasi mengatakan, jebolnya tanggul Sungai Cimanuk akibat adanya pendangkalan dan penyempitan badan sungai karena pengendapan sedimentasi.
Sehingga debit air sungai yang mengalami peningkatan karena curah hujan tinggi yang mengguyur Indramayu tidak mampu mengalir dengan sempurna mengikuti batang sungai, limpahan air sungai pun menerjang, menghantam dinding-dinding tanggul yang sebelumnya sudah ada yang retak dan longsor tergerus air Sungai Cimanuk.
“Banjir yang melanda Indramayu baru kali ini saya alami banjir terdahsyat dan terbesar,” ujar Yanto.
Menurutnya, bencana banjir telah melumpuhkan segala aktivitas dan mengunci roda perekonomian serta merusak ribuan hektar lahan pertanian sehingga terancam gagal panen.
“Kami (wargaIndramayu) berharap agar bencana banjir yang melanda Indramayu ini jadi catatan penting buat pemerintah pusat khususnya Kementerian PU/Pera (Pekerjaan Umum/Perumahan Rakyat) agar segera mengambil tindakan yang nyata demi kebaikan dan rasa keadilan untuk rakyat Indonesia sebagaimana yang telah dilakukan Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, setelah terjadi bencana jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 di laut Jawa pada Desember 2014 yang lalu,” ujarnya. *(Dedy E. BA/KMI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Pemkab Pangandaran Harus Segera Miliki SPBE

PANGANDARAN, KMI - Dengan adanya keterkaitan, mahalnya Gas Elpiji di kabupaten Pangandaran dan maraknya harga penjualan gas elpiji 3 k...