Bogor, KMI – Di SD dan MI Kota Bogor tersebar
buku pelajaran berbau pornografi. Kepala Sekolah (Kepsek) hanya mencari
keuntungan ketika diiming-iming oleh penerbit mendapat rabat tinggi tanpa
mengindahkan isi buku yang menjerumuskan pelajar yang masih bau kencur.
“Melupakan deritanya pada sosok
lelaki yang menistakan dirinya pada sosok jabang bayi yang meruak dari celah
selangkangannya, pada kesadaran bahwa dia adalah yang sewaktu-waktu mudah
dihempas oleh jerat nafsu”
Itulah penggalan kalimat dari buku
teks Bahasa Indonesia untuk SD dan MI kelas enam terbitan CV Graphia Buana yang
dituding mengandung sisi pornografi. Penggalan kalimat yang berada dihalaman 58
tersebut diprotes keras orang tua SDN Gunung Gede dan SDN Polisi 4. Tidak
menutup kemungkinan bukan hanya dikedua SDN tersebut buku pelajaran Bahasa
Indonesia tersebar dan menyebar ke SD-SD lain yang Kepseknya berhasil dirayu
pihak penerbit.
Dialog antar tokoh dalam buku itu
juga dianggap mendiskrimasikan perempuan. Salah satunya kala menjabarkan
kehidupan perempuan penjaja seks diwarung remang-remang. Dalam judul buku ‘Aku
Senang Belajar Bahasa Indonesia’ untuk SD/MI kelas enam dihalaman 55 hingga 60,
siswa diminta untuk membaca soal cerita ‘Anak Gembala dan Induk Serigala’ yang
materinya tidak mendidik.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik)
Kota Bogor, Fetty Qondarsyah, mengaku telah mengantongi aduan dari orang tua
siswa mengenai buku teks Bahasa Indonesia tersebut. Bukan hanya tidak layak,
ternyata peredaran buku tersebut tanpa ada izin dari Disdik Kota Bogor. Ditegaskannya,
dia akan memanggil pihak sekolah yang telah mengedarkan buku tersebut.
“Kami melarang penjualan buku teks di
sekolah apalagi ditemukan buku tersebut tidak layak dibaca oleh murid. Akan
kami panggil sekolah tersebut,” kata Fetty. Dari laporan yang diterima Fetty
terdapat dua sekolah yang telah mengedarkan buku bermasalah tersebut, yakni SDN
Gunung Gede dan SDN Polisi 4. Dia berjanji akan segera menarik peredaran buku
tersebut.
Dari pengamatan wartawan KMI, jual
beli buku dikalangan SDN Kota Bogor telah berlangsung lama dilakukan oknum
Kepsek, mereka tidak mengindahkan larangan
dan selama ini mereka kucing-kucingan dengan pihak Disdik Kota Bogor.
Tetapi ada kecurigaan berbagai kalangan bahwa selama ini segelintir oknum
Disdik Kota Bogor tutup mata dengan maraknya jual beli buku khususnya menjelang penerimaan murid baru. *(Dadang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar