Bandung, KMI –
Agaknya PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) hanya mementingkan unsur bisnis dalam
menjalankan operasionalnya, perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara ini lupa
akan perannya melayani masyarakat dan
masyarakat hanya dijadikan komoditi sumber uang tanpa memperhatikan
kebutuhan lain yang prinsip dari masyarakat itu sendiri. Hal ini terlihat dari
sikap satpam stasiun Kereta Api Kiara Condong yang menghalangi calon penumpang
yang mau sholat di areal stasiun.
Endang, salah seorang pensiunan Badan Pertahanan Nasional
(BPN) Kota Bandung, kepada Wartawan menyatakan kekecewaannya terhadap satpam
stasiun Kereta Api Kiaracondong yang dengan suara keras menghalangi dirinya
ketika mau mengadakan sholat dhuhur diareal stasiun.
Endang yang sudah membeli
karcis untuk bisa memasuki areal stasiun, dengan segera mengadakan
wudlu, setelah selesai wudlu langsung menuju musholla yang ada di areal
stasiun. Namun ketika mau memasuki musholla dirinya kaget karena dipanggil oleh
satpam dengan suara keras, sembari meminta Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau
identitas diri lainnya.
Endang yang sudah mengadakan wudlu, meminta kepada satpam
stasion Kiaracondong agar KTP atau identitas diri yang diminta oleh satpam setelah
selesai sholat. Namun Endang sangat kaget karena dengan suara keras membentak
agar Endang memberikan KTP dulu baru bisa melaksanakan sholat. “ Ini sudah
aturan, dan ini perintah pimpinan Bapak serahkan KTP dulu baru bisa memasuki
musholla !,” kata Satpam dengan nada membentak seperti diceritakan Endang.
Karena Endang tidak membawa identitas diri ke dalam
musholla, akhirnya niatnya untuk sholat terpaksa batal karena oleh satpam
dilarang memasuki musholla sebelum menyerahkan KTP.
Tidak jelas, apakah sikap satpam stasion KA Kiaracondong ini
atas inisiatip satpam itu sendiri atau sebaliknya atas perintah Kepala Stasion
KA Kiaracondong. Kadaop 2 Bandung perlu memberikan perhatian untuk permasalahan
ini. *
(A-001/Aep Saepuddin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar