Bandung, KMI -
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kembali menegaskan komitmennya membangun
program ketahanan pangan. Menurutnya membicarakan ketahanan pangan mustahil
bila tidak membahas ketahanan pertanian kita. Dan ketahanan pertanian sangat
ditentukan oleh para petani. Sehingga tidak berklebihan bila kita menyebut para
petani sebagai pejuang pangan atau pahlawan ketahanan pangan.
Tanpa petani yang kuat dan handal, mustahil mewujudkan
ketahanan pangan. Untuk itu perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap
para petani, selain meningkatkan kemampuan produksinya, juga memperhatikan
kesejahteraannya.
“Di negara manapun, tak terkecuali Amerika Serikat dan
Eropa, para petaninya dilindungi negara, bahkan diintervensi agar mereka mampu
menjadi petani yang kuat, produktif sekaligus sejahtera. Maka di Jawa Barat
pun, sejak tahun 2011, kami sudah menggelontorkan sejumlah bantuan dan
dukungan. Diantaranya bantuan traktor tangan, yang dari tahun ke tahun terus
meningkat jumlahnya,” tegas Heryawan di hadapan hadirin acara Malam Cinta
Lingkungan, Gerakan 100 Ribu Selamatkan sawah Produktif, yang memadati Sasana
Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jl Taman Sari, Kota Bandung, Minggu (30/6) malam.
Hadir dalam acara itu, Walikota Bandung terpilih periode 2013-2018, Ridwan
Kamil.
Dirinya, ujar Kang Aher sangat mengapresiasi gerakan 100
ribu tersebut. Menurutnya ini merupakan upaya kongkrit yang dapat dikerjakan
secara bersama-sama dengan motivasi ibadah. “Saya sangat mendukung gerakan ini.
Siapa lagi yang akan memikirkan nasib petani dan ketahanan pangan kita, kalau
bukan dari kita sendiri dan dimulai dari diri sendiri dengan memberikan
dukungan minimal Rp 100 ribu,” tuturnya. Apalagi menurut pihak penggagas yakni
Dompet Dhuafa, gerakan ini akan mampu menyelamatkan 100 ribu hektar sawah,
memberdayakan 100 ribu sarjana pertanian dan mendongkrak tingkat kesejahteraan
sekitar 1 juta petani dan kaum dhuafa.
Lebih lanjut Kang Aher ,menyebutkan, sebelumnya, Pemerintah
hanya memberikan bantuan traktor tangan kepada petani atau Gapoktan setiap
tahunnya hanya hitungan puluhan. Namun sejak tahun 2011, Pemerintah Provinsi
Jawa Barat memberi bantuan sekitar 500 traktor tangan, tahun 2012 sebanyak 750
buah dan tahun 2013 sejumlah 1.500 unit traktor. Adapun hingga saat ini jumlah
Gapoktan yang memiliki traktor tangan sudah mencapai 10.000 buah. Adapun jumlah
Gapoktan yang tercatat hingga kini mencapai 15.000 buah. “Kekurangan 5000 buah
akan dipenuhi bertahap 2.500 pada tahun 2014 dan sisanya pada tahun 2015,”
ujarnya.
Menurut Kang Aher, bersama provinsi lain melalui wadah
Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), dirinya mengusulkan
sebuah resolusi kepada Presiden, berisi upaya memperkuat ketahanan pangan
nasional. Diantaranya yakni, segera membentuk lembaga keuangan atau Bank khusus
pertanian, memberikan subsidi melalui kebijakan fiskal serta peraturan yang
mempertahankan kawasan lahan basah. Dan khusus di Jawa Barat, akan terus
mencetak lahan sawah baru di kawasan selatan dan mendorong pendirian lumbung
pangan di setiap desa. “Sudah cetak sekitar 3000 hektar sawah baru di Jawa
Barat selatan,” ungkapnya. * (Rep/Hms/A-001/KMI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar