Jakarta,KMI - Demi berhasilnya gerakan
antikorupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berupaya mengembangkan
strategi kampanye antikorupsi untuk mendorong peran aktif masyarakat. Salah
satunya dilakukan melalui pendekatan seni budaya dengan menyelenggarakan Festival
Film Antikorupsi (Anti-Corruption Film Festival – ACFFest) 2013. Peluncurannya
secara resmi dilakukan di Jakarta, hari ini (24/9) yang lalu, bertempat di
Gedung KPK, Jl. HR. Rasuna Said.
ACFFest 2013 merupakan rangkaian
kegiatan festival film antikorupsi yang menjadi wadah sekaligus membuka
kesempatan seluas-seluasnya kepada masyarakat dan film-maker di seluruh
Indonesia untuk mengikutsertakan karya filmnya yang diproduksi pada rentang 1
Januari 2000 – 22 November 2013. Film yang dapat diikutsertakan dalam festival
ini adalah film yang bertemakan kejujuran, integritas dan transparansi maupun
perlawanan terhadap korupsi yang terdiri atas 6 kategori, yakni film fiksi
panjang, film fiksi pendek, film dokumenter panjang, film dokumenter pendek,
film animasi dan games animasi.
Film yang diikutsertakan dalam
kompetisi akan diseleksi oleh tim juri independen yang terdiri atas sutradara,
tokoh dan pakar film dalam bidangnya masing-masing. Pendaftaran dibuka selama 2
bulan sejak 22 September hingga 22 November 2013. Masyarakat dapat melakukan
pendaftaran dengan menghubungi panitia atau mengakses www.acffest.org dan email
info@acffest.org untuk informasi lengkapnya.
Selain kompetisi film, ACFFest 2013
akan menyelenggarakan masterclass dengan sutradara film Indonesia, film
screening dan pemutaran keliling (mobile
theater) dalam rangkaian kegiatan roadshow di beberapa kota, di antaranya
Jakarta, Bandung, Padang Panjang, Yogyakarta, Malang, Balikpapan dan Palu.
Puncak kegiatan akan digelar pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, 9 – 12
Desember 2013 di Jakarta dengan melakukan pemutaran film-film terbaik dan
ditutup dengan penganugerahan.
KPK menilai pendekatan seni budaya,
khususnya film, dalam kampanye antikorupsi merupakan medium kreatif yang sangat
strategis, karena film dapat menyentuh langsung masyarakat. Film mampu
menghadirkan berbagai pencitraan, narasi, kisah dan impresi dramatik yang
menyentuh dan menggugah kesadaran penonton. Melalui film, nilai-nilai
antikorupsi lebih cepat dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Hal ini telah dibuktikan. Kerja sama
KPK dengan Transparency International (TII), USAID dan para sineas Indonesia
setahun lalu ternyata memberikan dampak yang sangat luar biasa. Omnibus empat
film pendek antikorupsi dalam Kita versus Korupsi (KvsK) yang diputar di 17
kota berhasil menyedot perhatian hampir 800 ribu penonton. Sebagian besar
masyarakat terkesan. Mengulang kesuksesan tersebut, kini masyarakat diajak
berperan aktif dalam pemberantasan korupsi dengan
menuangkan pemikiran dan apresiasinya dalam bentuk film serta memiliki
kesempatan untuk mempersembahkan karya filmnya kepada seluruh masyarakat
Indonesia. Ayo, menjadi bagian dari gerakan antikorupsi!* (Humas KPK/HaN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar