Kamis, 18 Juli 2013

Buku Pelajaran Berbau Pornografi Beredar di SD/MI



Bogor, KMI – Di SD dan MI Kota Bogor tersebar buku pelajaran berbau pornografi. Kepala Sekolah (Kepsek) hanya mencari keuntungan ketika diiming-iming oleh penerbit mendapat rabat tinggi tanpa mengindahkan isi buku yang menjerumuskan pelajar yang masih bau kencur.
“Melupakan deritanya pada sosok lelaki yang menistakan dirinya pada sosok jabang bayi yang meruak dari celah selangkangannya, pada kesadaran bahwa dia adalah yang sewaktu-waktu mudah dihempas oleh jerat nafsu”
Itulah penggalan kalimat dari buku teks Bahasa Indonesia untuk SD dan MI kelas enam terbitan CV Graphia Buana yang dituding mengandung sisi pornografi. Penggalan kalimat yang berada dihalaman 58 tersebut diprotes keras orang tua SDN Gunung Gede dan SDN Polisi 4. Tidak menutup kemungkinan bukan hanya dikedua SDN tersebut buku pelajaran Bahasa Indonesia tersebar dan menyebar ke SD-SD lain yang Kepseknya berhasil dirayu pihak penerbit.
Dialog antar tokoh dalam buku itu juga dianggap mendiskrimasikan perempuan. Salah satunya kala menjabarkan kehidupan perempuan penjaja seks diwarung remang-remang. Dalam judul buku ‘Aku Senang Belajar Bahasa Indonesia’ untuk SD/MI kelas enam dihalaman 55 hingga 60, siswa diminta untuk membaca soal cerita ‘Anak Gembala dan Induk Serigala’ yang materinya tidak mendidik.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bogor, Fetty Qondarsyah, mengaku telah mengantongi aduan dari orang tua siswa mengenai buku teks Bahasa Indonesia tersebut. Bukan hanya tidak layak, ternyata peredaran buku tersebut tanpa ada izin dari Disdik Kota Bogor. Ditegaskannya, dia akan memanggil pihak sekolah yang telah mengedarkan buku tersebut.
“Kami melarang penjualan buku teks di sekolah apalagi ditemukan buku tersebut tidak layak dibaca oleh murid. Akan kami panggil sekolah tersebut,” kata Fetty. Dari laporan yang diterima Fetty terdapat dua sekolah yang telah mengedarkan buku bermasalah tersebut, yakni SDN Gunung Gede dan SDN Polisi 4. Dia berjanji akan segera menarik peredaran buku tersebut.
Dari pengamatan wartawan KMI, jual beli buku dikalangan SDN Kota Bogor telah berlangsung lama dilakukan oknum Kepsek, mereka tidak mengindahkan larangan  dan selama ini mereka kucing-kucingan dengan pihak Disdik Kota Bogor. Tetapi ada kecurigaan berbagai kalangan bahwa selama ini segelintir oknum Disdik Kota Bogor tutup mata dengan maraknya jual beli buku khususnya menjelang penerimaan murid baru. *(Dadang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Pemkab Pangandaran Harus Segera Miliki SPBE

PANGANDARAN, KMI - Dengan adanya keterkaitan, mahalnya Gas Elpiji di kabupaten Pangandaran dan maraknya harga penjualan gas elpiji 3 k...