Kamis, 21 November 2013

Kinerja dan Masalah Walikota Disorot Pendukungnya



Bogor, KMI – Walikota Bogor, Diani Budiarto, yang tinggal enam bulan lagi mengakhiri masa baktinya persisnya 7 April 2014, dirundung banyak masalah. Dengan kondisi ini para pendukungnya menyorot  tajam.  Demikian dikeluhkan para pendukungnya yang merata disetiap kecamatan yang berada di Kota Bogor.
Masalah pertama, ujar Aditya, warga Kecamatan Tanah Sareal, Diani sekarang tedak serius lagi dalam menangani empat skala prioritas yang merupakan program utamanya, yaitu transportasi, kebersihan, pendidikan dan kemiskinan. Padahal ketika periode pertama kepemimpinannya, Diani begitu gigih, dalam penanganan empat skala prioritas diatas.
Tentang transportasi, lanjutnya, dimana-mana terjadi kemacetan, sehingga Kota Bogor disebut dengan Kota sejuta angkot. Lalu kebersihan jauh dari yang diharapkan, setiap hari tumpukan sampah disetiap pelosok Kota menjadi pemandangan tidak sedap. Sementara program pembuatan Tempat Pembuangan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) di Kecamatan Kayumanis belum tuntas padahal dana yang berasal dari APBD telah menghabiskan puluhan miliar.
Pendidikan juga tidak sesuai yang diharapkan, kata Aditya, setiap tahun cukup banyak yang putus sekolah dari sejak SD sampai SLTA. Demikian juga pemberantasan buta hurup belum berhasil diminimalisir. Dampak dari itu semua terjadi pengangguran yang cukup parah.
Yang terakhir adalah kemiskinan, tambahnya. Kemiskinan otomatis berkaitan dengan resiko kegagalan pendidikan sehingga Index Pembangunan Manusia (IPM) turun secara drastis. “Seharusnya ada evaluasi rutin di masyarakat. Mereka yang putus sekolah diberi pelajaran keterampilan sehingga bisa mandiri,” kata Aditya seraya menambahkan sebenarnya semua itu pelaksana yang perlu dikoreksi, tetapi disini berlaku pepatah “tidak ada prajurit yang salah”.
Ditempat terpisah, Jajang, warga Kecamatan Bogor Utara, menyikapi Diani, yang kaitannya dengan permasalahan hukum. Menurut dia, dirinya merasa miris ketika Walikota akan dipanggil paksa pihak Polda Jawa Barat (Jabar) akibat laporan pengusaha terkait sengketa Plaza Pasar Bogor.
Dia juga begitu kecewa atas sikap Walikota dua periode itu yang membabi buta membela seorang sipil dengan segala daya yang tidak masuk akal. “Akibatnya Walikota dipanggil kembali Polda Jabar walaupun sebatas saksi terkait seleksi di tubuh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor,” kata Jajang sambil menambahkan bahwa jika terbukti ada kesalahan dan kekeliruan yang fatal kelak akibatnya bisa runyam. “Saya ingin Pak Wali mengakhiri masa jabatannya dengan tenang dan happy ending” tandasnya. *(Dang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Pemkab Pangandaran Harus Segera Miliki SPBE

PANGANDARAN, KMI - Dengan adanya keterkaitan, mahalnya Gas Elpiji di kabupaten Pangandaran dan maraknya harga penjualan gas elpiji 3 k...